Halo, pada kesempatan ini saya akan sedikit bercerita tentang aktifitas baru saya dan teman baru saya…
Sebenarnya saya sudah lama punya angan bisa naik gunung namun memang pada saat SMK atau setelahnya sampai saat itu lingkungan teman belum ada yang ngajak ataupun hobi semacam itu. Atau memang saat ini naik gunung merupakan trend tersendiri, entah..
Saya waktu itu melihat teman saya nurwahyu widodo sering upload foto outdoor/jalan-jalan bahkan naik gunung lawu dan sindoro, pertama kali lihat ya biasa aja soalnya memang berfikir apa mungkin dengan kesibukan saya kerja dan kuliah ini bisa naik gunung atau jalan jalan seperti itu? Saya rasa sulit, secara saya hanya punya waktu luang sabtu dan minggu , belum kalau buat pacaran. Hloh :|
Saya iseng bilang ke dodoe ,” doe mbok saya diajak kalau naik gunung.” Dia langsung jawa ya aayo !! || mampus saya Cuma iseng padahal. Akhirnya terjadilah per-obrolan yang serius, saya nanya nanya apa bisa naik gunung dilakukan weekend saja? Jawab dia bisa, hla dia saja naik gunungnya juga hanya sabtu minggu, fyi dia juga kerja dan kuliah. Oke dan setelah itu saya dikabari kalau tanggal 1 maret 2014 akan diadakan pendakian ke Gn Merbabu..
Kabar tersebut tersampaikan hanya seminggu sebelum hari H, padahal saya sama sekali ndak ada toolkit atau perlengkapan untuk pendakian, gila itu anak. Dibuatlah room/grup whatasapp untuk membahas pendakian merbabu itu, didalamnya ada mas Azis , kopong ( kakak kelas dan temen stm ). Disitu yang saya notabene buta banget masalah perlengkapan pendakian nanya nanya selayaknya orang awam, maklum gaes takut. Dan saya mulai mencari perlengkapan, dibaca : minjem :))) .minjem ke temen smp saya yang memang sudah sering naik gunung yaitu indra. Indra ini memang orangnya baik dirumahnya saya ditanya mau bawa apa, nah saya bingung lalu dia ngasih banyak pilihan, sepatu, tas carrier, senter,kompor,jaket dll malah saya yang bingung, masa bisa lengkap gini. E tapi ternyata dia juga mau ke merbabu pas weekend itu, mbeuh jadi gak enak. Tapi dia hanya bawa tas daypack dan perlengkapan yang minim karena hanya nganter temennya. Oke saya bawa tas,senter, kompor (saja).
Saya janjian berangkat dari rumah jam 12 siang dan ngumpul di jombor sekitar jam 1. Saya kerumah dodo dulu mau nebeng ceritanya :p , lalu bebarengan dari jombor jam 1. Disana sudah ada mas azis yang menunggu lama kelelahan nampaknya, mirip asmaranya yang menunggu lama sang pujaan hati yang sampai sekarang masih tertutupi oleh kedustaan. Memang asmara semacam itu mas, berani berasmara berarti sudah siap patah hati dan ketawa tiwi, semua pasti juga merasakan termasuk saya :( . disana ketemu dengan kopong hermawan, dan kedua temannya yaitu yoyok dan tukul, mereka nampaknya secara logistic lebih siap daripada saya. Berangkatlah kita dan mas azis sudah janjian sama teman barunya juga didaerah magelang, namanya remond dengan penampilan biasa aja bahkan bukan kaya mau naik gunung, oh mungkin dia sudah biasa naik gunung jadi hal biasa batin saya.
Pukul 3 sorean kita sudah sampai di basecamp wekas, oh ya FYI kita berenca melakukan pendakian merbabu dari wekas, jalur ini merupakan jalur favorit dan terpendek kalau ndak salah, disbanding jalur kopeng atau jalur selo.kita disitu siap siap dan yang beragama islam sholat dulu. Sekitar jam 4 kita mulai berdoa dan siap berjalan, kita ber-7 yaitu saya , dodo, mas azis, kopong, tukul, yoyok,remond. Rasa optimis membumbung tinggi diawalnya tertulis 5km sampai puncak merbabu, oh 5km(SAJA) gaes..
Baru nyampe pemukiman penduduk terakhir saja saya sudah merasakan “bruwet dan jantung berdebar kencang” tapi gengsi buat ngomong pas awalnya, yang lain masih ketawa bercandaan sedangkan saya sudah merasa “liyut” . hahahaha. Tapi tiba-tiba kopong bilang : break. Aaah beruntung ada yang ngomong break.haha. dan seterusnya saya sama kopong bergiliran bilang break, waktu itu dipikiran hanya , ah besok gak usah naik gunung lah, berat broh !!! ( eh tapi bacanya sampai akhir ye :p) .
Jika anda sering berbesar hati akan diri anda, maka sesekali anda ke gunung dan lihatlah betapa anda sekecil upil yang di air.
Sampai pos 1 kita sekitar 1 jam an lebih dari basecamp, sedangkan pos 1-2 nampak sudah letih sekali bahkan kita break buat kopi dulu, belum belum udah buka kompor, haha maklum ber-4 orang ini adalah pendakian pertama. Sampai jam set 7 kita sudah sampai pos 2, dan disitu kita magrib dan istirahat sejenak terus melanjutkan perjalan lagi, dari pos 2-3 memang jauh. Jadi sebaiknya jika rekan-rekan di pos 2 sudah capek bisa buat camp saja disitu, terdapat banyak air dan pendaki lain biasanya. Pos 2-3 lumayan terjal jalannya , hampir jam 12 sudah dilewati namun pos 3 tidak Nampak, jalan yang curam serta medan yang sudah gelap karena malam, ditambah yang bawa senter hanya 3 orang dan kelelahan nampaknya kita memutuskan untuk istirahat dan buat tenda. Oh iya fyi di perjalan dari pos 2-3 itu kita punya teman baru dari bandung, namanya eko dia sendirian edyan.buatlah 2 tenda disitu , 1 tenda mas eko yang 1 tenda kita sendiri, yang punya eko udah berdiri tendanya dan punya kita masih tiduran tendanya. Jam 4 an remond udah bangun dan keluar tenda bilang bintang jatuh (tapi memang bintangnya menawan dan banyak, tapi bintang yang paling menawan ya hanya kamu dek,iya kamu) tapi saya masih kedinginan dan hanya pindah ke tenda 1 nya yang nampaknya lebih bagus dan ndak dingin banget. Eh baru mau merem mas azis udah ngajak mau muncak, duh jan padahal kaki masih sakit bet, dan okelah kita siap siap dan cus, eh tapi tukul masih sakit kakinya kumat dulu pernah patah, tiba tiba dia lari dari belakang bak siap mau perang dan kita ber8 summit attack, ngejar sunrise euy.
Ternyata tempat tenda kita itu terletak sudah diantara pos 3-4 , kita melewati jalur pintas nampaknya, saya sendiri kurang jelas mana pasnya. Perjalanan pagi tanpa logistic tas dan tenda ternyata memang lebih enteng daripada sebelumnya, atau memang sudah istirahat jadi badan udah agak mendingan. Sebelum punya kita melewati jembatan setan, dimana jalannya hanya bisa dipakai 1 orang saja, bentuk jembatan setan sendiri itu kita harus jalan kesamping dengan badan nempel di dinding atau batu, kalau pas gelap, medan ini Nampak menakutkan karena belakang udah jurang dalam nampaknya, eh tapi ternyata kalau siang/terang tidak semenakutkan malam. Namun harus tetap waspada dan hati hati untuk melewati jembatan setan. Selepas itu naik sedikit kita sudah bisa mencium bau puncak tertinggi Gn merbabu yaitu kentheng songo. Alhamdulilah pendakian pertama kali bersama teman teman baru saya dan cuaca yang cerah, saat itu sunggu emezing pemandangannya. Kita berada diatas awan, hamparan awan yang putih ditambah warna oren matahari yang dikit sedikit memberi bonus selamat pada kita semua. Kita shubuh dulu disitu, pertama kali bersujud diketinggian 3142mdpl. Sungguh besar kuasamu terimakasih sudah diijinkan di secuil kuasamu yang indah ini Ya Alloh. Terimakasih teman teman telah mengenalkan dan menemani perjalanan yang luar biasa ini. Tentu kita masih berjalan bersama kan ya? Menjenguk ciptaan Tuhan yang lain.
“menginjak bumi menatap matahari” nek jare tukul .
